”STRATEGI
YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN”
Di
susun oleh:
Sri
sulistyaningsih
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
…………………………………………………………… 2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………........................ 3
BAB
II TELAAH LITERATUR ……………………………………………….... 4
2.1 Intellectual Capital
………………………………………………………. 4
2.2 Keunggulan Kompetitif
Perusahaan …………………………………… 4
2.3 Kepemimpinan
………………………………………………………….. 5
2.4 Kerangka pemikiran………………………………………………………
6
BAB
III PEMBAHASAN ………………………………………………………… 7
BAB
IV KESIMPULAN ………………………………………………………… 10
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………….. 11
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada jaman sekarang tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa teknologi sudah menjadi salah satu kebutuhan utama dalam semua aspek
kehidupan kita. Perkembangan teknologi yang melaju sangat pesat dapat kita
gunakan juga untuk memajukan suatu usaha, teknologi informasi memiliki
keunggulan bila kita mengimplementasikannya kedalam kegiatan dan struktur suatu
perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan tidak hanya
diharapkan sebagai institusi pencipta kekayaan, namun diharapkan dapat menambah
kekayaan tersebut. Untuk menambah kekayaan tersebut memerlukan kinerja yang
baik yang dilakukan secara efektif dan efisien.
Perusahaan tidak akan pernah berhenti menghadapi
permasalahan di dalam dan di luar perusahaan. Permasalahan di dalam menyangkut
aspek retrukturisasi organisasi perusahaan, akuisisi, dan merger serta aliansi
strategik. Dalam aspek yang lebih operasional menyangkut manajemen finansial,
produksi, pemasaran, manajemen administrasi dan manajemen sumberdaya manusia.
Sementara itu masalah eksternal ditandai oleh aktifitas ekonomi pasar
sedemikian dinamisnya seperti tuntutan pelanggan terhadap mutu dan keamanan
produk, fluktuasi harga input dan output, ekspansi pasar perusahaan lain,
teknologi dan pesaing. Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan
harus menghadapi tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal itu.
Salah satu pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumberdaya
yang ada.
Sumber
daya informasi perusahaan mencakup lebih dari sekedar informasi. Sumber daya
tersebut mencakup pula perangkat keras, fasilitas, perangkat lunak, data, para
spesialis informasi dan para pemakai informasi.Kegiatan mengidentifikasi sumber
daya informasi yang akan dibutuhkan perusahaan dimasa depan, mendapatkan sumber
daya tersebut, dan mengelolanya disebut perencanaan sumber daya informasi
secara strategis (strategic planning
for information resources), atau SPIR. SPIR adalah tanggung jawab
manajer, tetapi manajer organisasi jasa informasi (information services) memainkan peranan pentinh. Jabatan CIO,
yaitu chief information officer,
menjadi semakin popular untuk menggambarkan manajer jasa informasi.
Kepemimpinan Strategik (strategic leadership)
berhubungan dengan pengelolaan proses penyusunan strategi untuk meningkatkan
kinerja perusahaan, yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang
dimiliki oleh para pemegang saham. untuk meningkatkan nilai dari pemegang
saham, para manajer harus mendorong penyusunan strategi yang dapat meningkatkan
kemampulabaan dari perusahaan dan memastikan laba perusahaan akan terus
meningkat. Untuk dapat melakukan ini, perusahaan harus dapat mengalahkan para
pesaingnya; perusahaan haruslah memiliki keunggulan kompetitif (competitive
advantage).
Mayoritas
organisasi bisnis dewasa ini kurang efektif dalam mencapai tujuan bisnisnya,
karena dalam menjalankan usahanya lebih cenderung berfokus pada besarnya
peranan modal financial (financial capital) dari pada modal intelektual
(intellectual capital) yang mereka miliki. Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa
perusahaan multinasional yang menguasai perekonomian dunia pada era globalisasi
sangat ditentukan oleh kemampuan mereka dalam mengelola modal intelektual.
Kapasitas intelektual dari sumberdaya manusia yang dimiliki organisasi dapat
dilihat dari kualitas ide-ide,informasi,pengetahuan dan keahlian serta komitmen
yang mereka miliki.
Apabila
kompetensi-kompetensi yang dimiliki karyawan itu meperoleh peluang yang besar
untuk mengaktualisasikan dan mengintegrasikannya ke dalam proses manajemen,
maka modal intelektual ini diyakini akan meningkatkan kemampuan asset secara
signifikan baik terhadap peningkatan profit, kinerja, kepuasan kerja, kepuasan
pelanggan maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Mengelola
suatu organisasi bisnis baik yang berorientasi pada profit maupun non profit
ternyata tidakhanya tergantung pada besarnya modal finansial (financial
capital) yang kita miliki atau semua jenisasset kasat mata lainnya.
Dalam konteks
perekonomian abad informasi, ada kenyataan lain yang lebih
penting bagi perusahaan yaitu
modal intelektual (intellectual Capital). Kenyataan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
multinasional yang menguasai perekonomian dunia, sangat tergantung pada modal
intelektual pengetahuan, informasi, hak cipta intelektual, dan pengalaman yang
dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Modal intelektual dapat diperoleh
dari dua sumber, yaitu modal manusia dan modal structural. Merebaknya arus
globalisasi ke seluruh penjuru dunia yang dibarengi dengan kemajuan teknologi
yang demikian pesat, telah mengubah kompleksitas dan dinamika lingkungan.
Upaya yang dapat
ditempuh oleh pelaku bisnis untuk mempertahankan diri
adalah dengan meningkatkan
kinerja manajerial, dan melakukan inovasi dalam bisnisnya. keunggulan
kompetitif dapat dibentuk melalui berbagai cara, seperti menciptakan produk
dengan desain yang unik, penggunaan teknologi modern, desain organisasi, serta
menggunakan sumberdaya yang ada dengan efektif, efisien serta ekonomis.
Keunggulan ini dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti inovasi produk,
desain organisasi, serta menggunakan sumberdaya
yang efektif dan, efisien dan
ekonomis. Peran knowledge sebagai
aset yang cukup penting bagi perusahaan diikuti dengan semakin pentingnya
identifikasi dan pengelolaan intellectual
capital.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan
masalah
sebagai berikut:
1. Apakah
intelectuall capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ?
2. Apakah
berpengaruh keunggulan teknologi informasi terhadap kompetitif perusahaan?
3. Apakah
kepemimpinan pada perusahaan mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan?
BAB
11
TELAAH
LITERATUR
2.1 INTELECTUAL CAPITAL
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas dan masih kurangnya studi modal
intelektual di Indonesia, maka
penelitian ini akan mencoba mengkaji literatur-literatur
yang berkaitan dengan pengukuran
dan pelaporan modal intelektual. Sedangkan
penelitian ini ditujukan untuk
memperoleh pemahaman dan gambaran yang
komprehensif terhadap
perkembangan pemikiran pengukuran modal intelektual serta
pengungkapannya dalam kinerja
perusahaan. Oleh karena itu modal intelektual telah
menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern. Hal
ini menimbulkan tantangan bagi para perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur
dan mengungkapkannya dalam kinerja perusahaan.
Indonesia
cenderung menggunakan conventional
based dalam membangun bisnisnya,
sehingga produk yang
dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Disamping
itu perusahaan-perusahaan
tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap
human
capital,
structural capital, dan customer capital. Padahal semua ini
merupakan
elemen pembangun modal
intelektual perusahaan. Kesimpulan ini penulis ambil
karena minimnya informasi yang
penulis peroleh tentang modal intelektual di
Indonesia.
Dalam sistem manajemen yang berbasis
pengetahuan ini, maka modal yang
konvensional seperti sumber daya
alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik
lainnya menjadi kurang penting
dibandingkan dengan modal yang berbasis pada
pengetahuan dan teknologi. Dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka akan dapat diperoleh
bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara
efisien dan ekonomis, yang
nantinya akan memberikan keunggulan bersaing. Sebelum kita mengukur sesuatu,
maka kita harus mengetahui apa yang akan kita ukur. Begitupun halnya dengan
modal intelektual, bagaimana seharusnya modal intelektual didefinisikan.
2.2
KEUNGGULAN KOMPETITIF PERUSAHAAN
Keungulan
kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan leverage di
pasaran. Idenya adalah perusahaan tidak harus sepenuhnya mengandalkan sumber
daya fisik yang lebih unggul saat terlibat dalam persaingan. Sebalinya, sumber
daya konseptual yang unggul data dan informasi dapat digunakan sama baiknya.
Sejumlah perusahaan telah mendapatkan publikasi yang luas karena menggunakan
informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Beberapa diantaranya adalah
American Airlines dengan system pemesanan penerbangan yang disebut sabre,
American Hospital supply dengan jaringan EDI (electronic data inter change), dan McKesson Drug dengan system
distribusinya yang disebut Economost.
Seiring
dengan perusahaan memnuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya,
perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para
pesaingnya, satu hal yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa
sebuah perusahaan juga akan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui sumber
daya manusianya. Didalam system informasi, keunggulan kompetitif (competitive
advantage) mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan di
dalam pasar. Keunggulan kompetitif dapat di rerealisasikan dalam hal untuk
mendapatkan keunggulan strategis, taktik, maupun operasional. Tiga tinggkat
keunggulan kompetitif tersebut akan bekerjasama untuk meningkatkan kinerja
perusahaan secara substansial.
Sebagian
besar perushaan yang baik umumnya didirikan
dengan keunggulan kompetitif atau perusahaan-perusahaan tersebut dapat
menerapkan criteria dan standar tertentu aagar dapat menemukan keunggulan
kompetitif. Sering kali hal ini dilakukan melalui pemangkasan dan eliminasi proses
bisnis dalam sebuah perusahaan. Setelah perusahaan telah menemukan semua
keunggulan kompetitif, itu seharusnya didasarkan pada sesuatu hal dimana
perusahaan pesaing anda tidak memilikinya. Untuk mencari keunggulan
kompetitif yang bertahan lama anda harus
dapat mencari sesuatu yang berbeda dari pesaing-pesaingnya yang tidak dapat
ditiru dengan mudah.
2.3 KEPEMIMPINAN
Alasan utama menjalankan strategi perusahaan adalah untuk
mendapatkan manfaat kepemimpinan yang baik yang dapat menjalankan perusahaan
lebih maju. Pemimpin yang strategi harus menyadarkan bahwa lingkungan dalam
perusahaan domestic maupun internasional dapat mempengaruhi setiap mengambil
keputusannya. Setiap kepemimpinan strategis dapat menggambarkan dan menganalisa
kondisi lingkungan strategis yang saling berkaitan, melengkapi dan saling
bertentangan dan setiap kepemimpinan strategis dapat mencermat perkembangan
yang ada. Pemimpin yang strategis walaupun tidak mengambil keputusan strategis,
akan tetapi mereka masih bisa memberikan kontribusi dan mempengaruhi dari
keputusan strategi yang di ambil.
Menjadi
pemimpij yang strategi memerlukan pengalaman dan penugasan yang bervariatif dan
penuh dengan tantangan yang dihadapi, selain itu pada dasarnya seorang pemimpin
harus memiliki kompetensi, kemampuan dan komitmen untuk pembangunan perusahaan
agar lebih maju. Pemimpin memiliki kompetensi strategis dapat memahami
keputusan dan perspektif kedepan yang lebih baik. Kepemimpinan mencakup
distribusi kekuasaan yang tidak sama antara pemimpinan dan anggotanya, tugas
pemimpinan tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpinan
memahami akan tugas yang harus dilakukannya, oleh sebab itu kepemimpinan akan
tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing dll.
Kepemimpinan
yang baik adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang berpengalaman
dalam menentukan kebijakan, visi dan misi untuk membuat rencana jangka pendek
dan jangka panjang yang dihadapkan dengan tantangan lingkungan strategis,
kelompok volatile, permasalahan kompleks dan ambigu, namun keputusan dapat
dibuat dengan tepat. Strategi kepemimpinanefektif sangat penting dalam
pertumbuhan organisasi perusahaan. Seorang pemimpin harus memiliki visi dan
misi yang jelas, mampu untuk menilai setiap kegiatan, menciptakan pemimpin masa
depan, komunikasi yang efektif, memperhitungan resiko agar dalam menjalankan
perusahaan dengan baik.
2.4 KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam persaingan yang begitu ketat, maka
organisasi bisnis modern baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit
harus dapat meningkatkan dan memberdayakan modal intelektual dan komitmen
manajemen dalam organisasi yang dikelolanya agar dapat meningkatkan kompetensi
pegawai.Peningkatan modal intelektual dan komitmen manajemen ini harus berfokus
pada kompetensi yang diperlukan oleh organisasi untuk mengimplementasikan
strategi bisnis yang ditetapkan. Agarmanajemen dapat memberikan kontribusi yang
optimal terhadap pencapaian tujuan organisasi maka pengembangan kompetensi
harus berorientasi pada strategi bisnis dan strategi pengembangan manajemen
sumberdaya manusia.
Kapabilitas
pembelajaran (learning capacity) individu atau kelompok dalam organisasi
terutama dalam memahami visi dan sebagainya mungkin terbatas sehingga rumusan
visi, misi dan lain-lain yang harus dijalankan terwujud dalam perilaku kerja.
Strategi bisnis berkaitan erat dengan strategi sumberdaya manusia. Melalu
praktik-praktik MSDM seperti: desain jabatan, staffing, pelatihan, pengembangan,
penilaian dan kompensasi daharapkan dapat menciptakan SDM yang memiliki
kompetansi, komitmen dan motivasi yang tinggi untuk mendukung implementasi
strategi bisnis. Berdasarkan nilai-nilai yang dikembangkan dalam organisasi
diharapkan orang-orang dalam organiasi akan berprilaku sesuai dengan
prinsip-prinsip bisnis yang dikembangkan. Harapannya adalah tercapainya visi,
misi, dan tujuan strategic organisasi.
Visi, misi dan
tujuan perusahaan memerlukan dukungan individu-individu yang memiliki
kompetensi dan komitmen yang tinggi. Komitmen ini dalam perspektif ilmu prilaku
bersumber dari nilai-nilai yang dikembangkan oleh organisasi dan merupakan
dasar terbentuknya budaya kerja yang diharapkan. Nilai-nilai itu merupakan
prinsip-prinsip bisnis yang harus menjadi landasan kerja bagi setiap individu
yang terlibat. Komitmen karyawan dalam berbagai bentuk seperti committed
terhadap perubahan, integritas moral yang tinggi, pelayanan yang prima dan
mengutamakan prestasi, jelas merupakan sikap-sikap yang diperlukan dalam
mencapai tujuan organisasi.
Keterlibatan dan
kontribusi karyawandalam implementasi strategi perusahaan dalam kacamata
sumberdaya manusia merupakan factor yang penting, sehingga karyawan diletakkan
pada posisi sebagai patner strategis. Sebutan sebagai patner strategis merpakan
metafora yang menunjukkan bahwa tanpa keterlibatan karyawan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi perusahaan sehari-hari, upaya apapun yang dilakukan oleh
manajer untuk mencapai kesuksesan tidak akan berhasil secara optimal. Oleh
karena itu perhatian terhadap factor-faktor yang mempengaruhi kualitas
kontribusi karyawan terhadap organisasi harus menjadi perhatian yang serius
bagi pihak manajemen.
Upaya untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif sumberdaya manusia perusahaan, maka konsep
yang meletakkan SDM sebagai elemen kunci untuk sukses harus mempertimbangkan
factor-faktor kombinasi yang krusial (crucial ingredient) dalam organisasi
yaitu keseimbangan antara apa yang dapat diberikan olehperusahaan terhadap
karyawan. Tuntutan karyawan terhadap organisasi menyangkut eksistensi mereka
dalam perusahaan seperti: penghargaan, perlindungan, hak asasi, gaji,
lingkungan kerja yang sehat dan jaminan social harus seimbang dengan kontribusi
yang bias mereka berikan terhadap perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan
secara terus menerus pada akhirnya secara kumulatif memberikan kepuasan kepada
pelanggan, karyawan, dan pemegan saham.
Perencanaan
jangka panjang juga dikenal sebagai perencanaan strategis karena
mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan memberikan perusahaan posisi yang
paling menguntungkan dalam lingkungannya, serta menentukan strategi-strategi
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pentingnya perencanaan strategis pada
manajemen tingkat atas merupakan alasan Robert Anthony menamakan tingkat itu
tingkat perencanaan strategis. Setelah rencana strategis untuk perusahaan telah
ditetapkan, tiap area fungsional bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana
strategis mereka sendiri. Rencana-rencana fungsional merinci bagaimana area-area
tersebut akan mendukung perusahaan saat perusahaan bekerja menuju tujuan
strategisnya.
Para manajer mengambil keputusan strategis dalam
suasana yang kompetitif. Perusahaan mereka berkompetisi dengan
perusahaan-perusahaan lainnya untuk mendapatkan pelanggan. Kompetisi adalah
proses yang keras dan menjatuhkan dalam hal mana hanya perusahaan yang paling
efisien dan efektif akan menjadi pemenang. Itu adalah pertarungan tanpa akhir.
Untuk memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, para manajer harus dapat menformulasikan
dan mengimplementasikan berbagai strategi yang dapat membuat perusahaan mereka
mengalahkan para pesaing dan memberikan perusahaan keunggulan kompetitif. Suatu
perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif dari para pesaingnya ketika
profitabilitasnya lebih besar dari profitabilitas dan pertumbuhan profit dari
perusahaan lain yang berkompetisi untuk mendapatkan pelanggan yang sama.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan
kompetitif berkelanjutan ketika strateginya dapat menjaga tingkat
profitabilitas di atas rata-rata selama beberapa tahun. Jika perusahaan
memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, maka perusahaan tersebut
memperoleh pangsa pasar dari para pesaingnya dan kemudian meningkatkan
keuntungannya menjadi semakin cepat dibandingkan dengan para pesaingnya.
Sebagai akibatnya, keunggulan kompetitif juga akan mendorong pertumbuhan
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan para pesaing. Kunci dari memahami
keunggulan kompetitif adalah mengapresiasi bagaimana berbagai strategi yang
dijalankan oleh para manajer sepanjang waktu dapat menciptakan aktivitas yang
membuat perusahaan menjadi unik atau berbeda dibanding para pesaing dan dapat
secara konsisten mengalahkan para pesaing.
Para manajer atau pemimpin adalah pelaku utama
dalam proses penyusunan strategi. Manajer secara individu harus mengambil
tanggungjawab untuk menformulasikan strategi untuk mencapai keunggulan
kompetitif dan menerapkan strategi tersebut sehingga memberikan hasil. Mereka
harus memimpin proses penyusunan strategi. Strategi yang menyebabkan Walmart
begitu sukses bukanlah bentuk yang dipilih dari yang berlaku pada kebanyakan
perusahaan, strategi tersebut ditetapkan oleh pendiri perusahaan, Sam Walton,
dan para manajer yang direkrut. Keberhasilan Walmart dihasilkan terutama dari
bagaimana para manajer perusahaan berkinerja berdasarkan peran strategis dari
masing-masing manajer atau pemimpin.
Manajer umum pada tingkat bisnis, atau juga disebut
sebagai manajer bisnis (business-level manager), adalah pemimpin dari divisi
tersebut. Peran strategis dari para manajer ini adalah untuk menterjemahkan
pernyataan umum mengenai arah dan kehendak yang datang dari tingkat korporat
menjadi suatu strategi yang kongkrit dalam bisnis. Manajer umum korporat
(corporate-general manager) berperan dalam strategi di antara berbagai bidang
bisnis, sedangkan manajer bisnis berperan dalam strategi spesifik untuk
masing-masing bidang bisnis. sasaran kinerja utama korporat adalah menjadi
nomor satu atau nomor dua pada berbagai bidang yang dijalankan perusahaan. Para
manajer umum bekerja untuk setiap detil dari model bisnis yang konsisten dengan
sasaran korporat ini.
Manajer fungsional bertanggungjawab pada fungsi
bisnis atau kegiatan operasi yang spesifik (misal sumber daya manusia, pembelian,
pengembangan produk, layanan pelanggan, dan sebagainya) yang merupakan
tanggungjawab perusahaan ataupun salah satu dari divisi yang ada di dalamnya.
Dengan demikian manajer fungsional mengendalikan peran umum dari aktivitas
organisasi, sedangkan manajer umum mengendalikan kegiatan operasional dari
keseluruhan perusahaan. Sekalipun mereka tidak bertanggungjawab terhadap
terhadap kinerja keseluruhan dari organisasi, para manajer fungsional tetap
memiliki peran strategis: membangun strategi fungsional pada wilayahnya
masing-masing yang mendukung sasaran strategis dari bisnis yang disusun oleh
para manajer tingkat korporat.
Pemimpin harus mempunyai kredibilitas dan reputasi
yang hebat, agar ia mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap
orang. Untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan baru. Pemimpin
strategis adalah himpunan keputusan dan tindakan yang digunakan untuk
merumuskan dan menerapkan strategi khusus guna mencapai keunggulan kompetitif
yang sesuai antara organisasi dan lingkungannya, sehingga mencapai tujuan
organisasi. Strategi dapat dikatakan efektif jika melakukan empat tanggung
jawab utama yakni konseptualisasi organisasi visi, misi, dan nilai-nilai inti,
mengawasi perumusan tujuan, strategi, kebijakan, structur yang menerjemahkan
visi dan misi, menciptakan lingkungan dan budaya untuk belajar organisasi dan
menyajikannnya sebagai pemandu dan teladan bagi yang lain.
BAB IV
KESIMPULAN
Modal
intelektual adalah asset yang tidak terlihat yang merupakan gabungan dari modal
manusia dan modal structural. Modal manusia diperoleh dari tiga sumber, yaitu
kompetensi, sikap dan kecerdasan intelektual. Kepuasan kerja merupakan bagian
dari kepuasan hidup yang berhubungan dengan perasaan dan sikap dari seorang
pekerja terhadap pekerjaannya. Faktor yang menentukan kepuasan kerja pegawai
bersumber dari pekerjaan itu sendiri, lingkungan kerja pegawai,dan proses kerja
& hasil kerja. Modal intelektual dan komitmen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kompetensi pegawaidalam bekerja pada organisasi bisnis.
Modal intelektual dan kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen pegawai
dalam bekerja pada organisasi
bisnis. Modal intelektual, kompetensi, dan komitmen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai dalam bekerja pada organisasi
bisnis.
Keunggulan
kompetitif adalah sebuah karakteristik dari sebuah organisasi yang memungkinkah
untuk menciptakan lebih banyak keuntungan dari bisnis karena lebih baik dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan dari pada para pesaingnya. Keunggulan kompetitif
akan terjadi apabila terdapat pandangan pelanggan bahwa mereka memperoleh nilai
tertentu dari transaksi ekonomi dengan perusahaan tersebut. Untuk itu syartnya
semua karyawan harus focus pada kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal demikian
baru terwujud ketika pelanggan dilibatkan dalam merancang proses memproduksi
barang dan atau jasa serta didorong membantu perusahaan merancang sistem
menejemen sumber daya manusia yang kan mempercepat pengiriman barang dan jasa
yang dinginkan pelanggan.
Kepemimpinan
strategi adalah kemampuan seseorang untuk megantisipasi, memimpin, memimpikan,
mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan
orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang lebih
baik bagi perrusahaannya dengan memberikan arah dan inspirasi yang diperlukan
untuk membuat dan melaksanakan visi, misi dan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan organisasi. Pemimpon strategi yang efektif antara lain memiliki
keterampilan untuk mengantisipasi dan meramalkan kejadian lingkungan organisasi
yang memiliki potensi untuk mempengaruhi kinerja perusahaan , membangun tim
karyawan yang sangat efektif, efesien dan termotivasi, menentukan tujuan dan
prioritas yang tepat untuk mencapainya serta menjadi komunikator yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Syafaruddin Alwi 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Strategi
KeunggulanKompetitif. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta.
Stewart,
Thomas A. 1999. Intellectual Capital:
The Wealth of Organizations. Doubleday.
Hartono, Budi (Oktober 2001),
“Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa Depan”, Media Akuntansi, Edisi 2, Thn VIII, hal 65-72
Koenig, Michael (2000), “The
Resurgence of Intellectual Capital: The Emphasis Shifts
From Measurement to Management”,
http://www.infotoday.com/it/Sep00/
koenig.htm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar